[:id]Fenomena Padepokan Dimas Kanjeng, Potret Masyarakat Instan Tak Rasional[:]
[:id]Jakarta, ICRP – Di zaman modern seperti saat ini ternyata masih banyak masyarakat terbuai iming-iming mendapatkan uang instan dengan cara ghaib. Seperti yang dilakukan di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang belakangan ini ramai. Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditengarai bisa menggandakan uang santri-santrinya. Hingga akhirnya dicokok polisi karena dugaan pembunuhan.
Koordinator Studi Agama dan Perdamaian ICRP, Ahmad Nurcholish menyatakan fenomena masyarakat berbondong-bondong menggandakan uang ke Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi adalah potret masyarakat instan yang tidak mau berusaha.
“Hal ini menandakan masyarakat kita yang suka sekali dengan budaya instan. Tidak mau bersusah payah dan berusaha keras. Jadinya mudah terpikat dengan cara-cara seperti ini” tegas Nurcholish.
Menurut penulis buku Agama Cinta ini, fenomena padepokan Dimas Kanjeng membukakan mata kita bahwa masyarakat saat ini sudah kehilangan daya kritisnya.
“Masyarakat tidak kritis lagi apakah uang itu benar atau tidak, palsu atau tidak?” ungkapnya.
Selain motif ekonomi, Nurcholish menengarai bahwa ada motif agama dibalik kejadian ini. Menurutnya, pengajaran agama yang salah akan menyebabkan hal-hal tidak rasional seperti ini terus berkembang.
[:]